Jakarta- Beragam gangguan terhadap komputer identik dengan virus. Padahal ada lagi yang tidak kalah mengancam dari virus, yakni spyware.
Lebih dari sekadar mengganggu kerja, virus kerap merugikan banyak perusahaan yang 100 persen menggantungkan produktivitasnya pada komputer. Untuk itulah diciptakan antivirus, program pendeteksi dan pencegah masuknya virus ke dalam sistem jaringan komputer. Tapi antivirus bukan jawaban dari segalanya, sebab ada lagi ancaman lain, spyware. Gangguan satu ini tidak cukup hanya diantisipasi dengan antivirus.Apa itu sesungguhnya spyware? Spyware merupakan serangan yang tidak menyerang aplikasi tertentu, melainkan masuk ke dalam personal computer (PC) tanpa diketahui penggunanya,” jelas wong Joon Hoong, country manager untuk Malaysia, Indonesia dan Brunei Trend Micro Inc kepada pers di Jakarta, belum lama ini. Ancaman Besar Beda dengan virus atau worm yang merusak kinerja suatu aplikasi, spyware justru memonitor aktivitas komputer dan mengirimkannya kepada pihak ketiga. Virus seringkali diciptakan hanya sekadar iseng atau membuktikan keandalan seseorang. Sedangkan spyware sengaja dibuat untuk kepentingan komersil atau kriminal. Selain itu spyware tidak mereplikasi diri seperti kebanyakan virus. Biasanya spyware mengakses suatu sistem melalui iklan pop-up di internet, email atau situs internet tertentu. Sejauh ini serangan spyware baru dilaporkan menyerang sistem operasi Microsoft Windows. Sistem operasi lain seperti Mac OS X atau Linux belum pernah didapati terserang spyware.
Lebih jauh Wong mengungkapkan bahwa di sektor bisnis, spyware merupakan ancaman yang merugikan. Selain melenyapkan kemampuan kerja program security, spyware juga kerap digunakan mencuri data penting perusahaan.
Berdasar data yang didapat IDC pada Desember 2004, setidaknya ada 67 persen komputer di seluruh dunia yang “mengidap” spyware. Lebih dari 600 perusahaan menempatkan spyware sebagai ancaman nomor empat dalam sistem keamanannya. Sementara Viaksincom memaparkan sampai dengan tanggal 10 Februari 2005 kasus serangan spyware di Indonesia mengalahkan jumlah insiden virus. Vaksincom menyatakan, di 20 kota di seluruh Indonesia, lebih dari 95 persen dari komputer yang terkoneksi ke internet ”dipastikan” terinfeksi spyware.
Karena masuk melalui internet, kebanyakan orang melakukan blocking terhadap situs tertentu untuk mencegahnya. “Penyaringan atau filter terhadap website tertentu bukanlah perindungan yang tepat untuk mencegah masuknya spyware. Program spyware bisa saja masuk melalui email teman,” ujar Wong. Anti-spyware Bahkan banyak user yang menginstal spyware secara tidak sengaja ketika mereka menyetujui End User License Agreement (EULA) yang biasa tersedia di situs internet atau sebuah aplikasi. Untuk itulah dibutuhkan lebih dari sekadar antivirus, yakni antispyware. Salah satu yang ditawarkan adalah solusi dari Trend Micro seperti PC-cilin Anti-Spyware 2005. Solusi ini didesain bagi konsumen personal dan usaha rumahan. Solusi ini cukup mudah dipakai, cukup dengan menginstal ke PC dan bisa beroperasi secara tandem dengan antivirus.
Solusi lain yang khusus diciptakan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah Trend Micro Anti-Spyware untuk UKM. Solusi ini dilengkapi dengan fitus otomatis mendeteksi komputer yang tak terlindungi. Penginstalannya bekerja secara otomatis, begitu pula updatenya. Solusi satu ini memungkinkan administrator menerapkan dan mengatur secara terpisah melalui dashboard berbasis web. Bagian Teknologi Informasi (TI) dapat memiliki akses remot ke setiap PC atau server di jaringan serta dapat mendiagnosa PC yang terkena spyware.
Spyware pertamakali ditemukan pada 16 Oktober 1995 pada sistem model bisnis Microsoft. Istilah spyware sendiri pertamakali digunakan oleh Gregor Freund, pendiri Zone Labs dalam pers rilisnya mengenai Zone Alarm Personal Firewall tahun 1999. Sejak itu user menggunakan istilah spyware untuk jenis virus pengganggu PC yang “mengintai” kinerja PC. Di tahun yang sama muncul istilah freeware, yakni program pembuat spyware. Selain spyware dan virus, ada ancaman lain yang mengganggu kinerja PC, yakni Trojan, worm, worm email dan serangan langsung dari cracker.sumber: www.sinarharapan.co.id
Lebih dari sekadar mengganggu kerja, virus kerap merugikan banyak perusahaan yang 100 persen menggantungkan produktivitasnya pada komputer. Untuk itulah diciptakan antivirus, program pendeteksi dan pencegah masuknya virus ke dalam sistem jaringan komputer. Tapi antivirus bukan jawaban dari segalanya, sebab ada lagi ancaman lain, spyware. Gangguan satu ini tidak cukup hanya diantisipasi dengan antivirus.Apa itu sesungguhnya spyware? Spyware merupakan serangan yang tidak menyerang aplikasi tertentu, melainkan masuk ke dalam personal computer (PC) tanpa diketahui penggunanya,” jelas wong Joon Hoong, country manager untuk Malaysia, Indonesia dan Brunei Trend Micro Inc kepada pers di Jakarta, belum lama ini. Ancaman Besar Beda dengan virus atau worm yang merusak kinerja suatu aplikasi, spyware justru memonitor aktivitas komputer dan mengirimkannya kepada pihak ketiga. Virus seringkali diciptakan hanya sekadar iseng atau membuktikan keandalan seseorang. Sedangkan spyware sengaja dibuat untuk kepentingan komersil atau kriminal. Selain itu spyware tidak mereplikasi diri seperti kebanyakan virus. Biasanya spyware mengakses suatu sistem melalui iklan pop-up di internet, email atau situs internet tertentu. Sejauh ini serangan spyware baru dilaporkan menyerang sistem operasi Microsoft Windows. Sistem operasi lain seperti Mac OS X atau Linux belum pernah didapati terserang spyware.
Lebih jauh Wong mengungkapkan bahwa di sektor bisnis, spyware merupakan ancaman yang merugikan. Selain melenyapkan kemampuan kerja program security, spyware juga kerap digunakan mencuri data penting perusahaan.
Berdasar data yang didapat IDC pada Desember 2004, setidaknya ada 67 persen komputer di seluruh dunia yang “mengidap” spyware. Lebih dari 600 perusahaan menempatkan spyware sebagai ancaman nomor empat dalam sistem keamanannya. Sementara Viaksincom memaparkan sampai dengan tanggal 10 Februari 2005 kasus serangan spyware di Indonesia mengalahkan jumlah insiden virus. Vaksincom menyatakan, di 20 kota di seluruh Indonesia, lebih dari 95 persen dari komputer yang terkoneksi ke internet ”dipastikan” terinfeksi spyware.
Karena masuk melalui internet, kebanyakan orang melakukan blocking terhadap situs tertentu untuk mencegahnya. “Penyaringan atau filter terhadap website tertentu bukanlah perindungan yang tepat untuk mencegah masuknya spyware. Program spyware bisa saja masuk melalui email teman,” ujar Wong. Anti-spyware Bahkan banyak user yang menginstal spyware secara tidak sengaja ketika mereka menyetujui End User License Agreement (EULA) yang biasa tersedia di situs internet atau sebuah aplikasi. Untuk itulah dibutuhkan lebih dari sekadar antivirus, yakni antispyware. Salah satu yang ditawarkan adalah solusi dari Trend Micro seperti PC-cilin Anti-Spyware 2005. Solusi ini didesain bagi konsumen personal dan usaha rumahan. Solusi ini cukup mudah dipakai, cukup dengan menginstal ke PC dan bisa beroperasi secara tandem dengan antivirus.
Solusi lain yang khusus diciptakan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah Trend Micro Anti-Spyware untuk UKM. Solusi ini dilengkapi dengan fitus otomatis mendeteksi komputer yang tak terlindungi. Penginstalannya bekerja secara otomatis, begitu pula updatenya. Solusi satu ini memungkinkan administrator menerapkan dan mengatur secara terpisah melalui dashboard berbasis web. Bagian Teknologi Informasi (TI) dapat memiliki akses remot ke setiap PC atau server di jaringan serta dapat mendiagnosa PC yang terkena spyware.
Spyware pertamakali ditemukan pada 16 Oktober 1995 pada sistem model bisnis Microsoft. Istilah spyware sendiri pertamakali digunakan oleh Gregor Freund, pendiri Zone Labs dalam pers rilisnya mengenai Zone Alarm Personal Firewall tahun 1999. Sejak itu user menggunakan istilah spyware untuk jenis virus pengganggu PC yang “mengintai” kinerja PC. Di tahun yang sama muncul istilah freeware, yakni program pembuat spyware. Selain spyware dan virus, ada ancaman lain yang mengganggu kinerja PC, yakni Trojan, worm, worm email dan serangan langsung dari cracker.sumber: www.sinarharapan.co.id
No comments:
Post a Comment